Jumat, 28 Oktober 2011

Udara dalam Mobil Berpenyejuk Belum Tentu Sehat


Polusi udara di Jakarta masih memprihatinkan, bahkan mereka yang bepergian dalam mobil berpenyejuk udara dengan kaca tertutup tidak terbebas dari polusi itu, kata hasil studi Universitas Indonesia (UI) dengan US-Asia Enviromental Partnership (US-AEP)

"Jadi jangan pernah merasa nyaman dulu jika sudah berada di dalam mobil berpenyejuk dan kaca tertutup rapat," kata Asdep Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Linda Krisnawati, di sela-sela Indonesia International Motor Show (IIMS) 2011, Jakarta, Jumat. 
Ia menjelaskan, penelitian UI dengan US-AEP tahun 2005 di Jakarta menyebutkan bahwa konsentrasi polutan partikulat (PM10) dan CO di kota itu berada di atas standar yang ditetapkan. 
Data yang dihasilkan menunjukkan bahwa polusi udara terhirup oleh responden ketika mereka bepergian ke kantor, sekolah, bahkan mereka yang bepergian di dalam mobil berpenyejuk dengan kaca tertutup cukup beragam. 

"Juli 2006 Jakarta memang sudah bebas dari timbal, tapi Indonesia masih tercemar zat-zat lainnya, dan ini berkaitan dengan jenis bahan bakar kendaraan yang digunakan," ujar dia. 
Terkait dengan upaya menurunkan tingkat polusi udara pemerintah mempersiapkan bahan bakar dengan kualitas emisi rendah Euro3 yang segera dipasarkan awal 2012. 
Sedangkan para pengusaha di sektor otomotif terus berinovasi meredam dampak polusi udara, salah satunya dengan menempatkan "filter cabin" di mobil-mobil tertentu yang diproduksi sejak 2005 ke atas. 
Pada IIMS ke-19 yang digelar hingga 31 Juli 2011 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, PT Selamat Sempurna selaku anggota perusahaan ADR Group memberikan alternatif kepada pengguna kendaraan roda empat untuk meredam dampak polusi udara di dalam mobil berpenyejuk udara dengan mengeluarkan "filter cabin". 

Saringan udara ini biasanya dipasang di belakang laci dashboard mobil tepatnya di atas blower sistem AC. 
Fungsinya menyaring udara di dalam cabin kendaraan sehingga meringankan kerja paru-paru penumpang di dalam mobil akibat bakteri atau jamur yang biasanya ditemukan dalam sistem penyejuk udara mobil yang kotor, dari asap rokok bagi pengemudi yang merokok di dalam mobil, hingga polusi dari luar yang berasal dari asap sisa pembuangan knalpot kendaraan bermotor, partikel-partikel dari jalanan, dan kontaminator lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar